Sebuah Jurnal

Favorit di Malang: Retawu Deli

 



Hari telah berganti namun mata ini masih tidak dapat terpejam. Tetiba memori menghantarkan saya pada salah satu viennoiserie favorit saya dan teman- teman selama berada di Malang. Mana perut ini tengah berdendang meminta diisi di tengah malam buta ini. Abaikan saja. Kembali ke topik.

 

Rekomendasi Hotel Estetik dan Murah di Malang: Namu Guesthouse

Bicara soal Malang memang tidak ada habisnya. Termasuk akomodasinya. Beruntungnya kami berhasil menemukan guesthouse, yang menurut saya lebih cocok disebut hotel, yang super oke. Lokasinya juga lumayan. Tidak terlalu jauh ke mana- mana. Saya pasti bakal nginap di sini lagi kalau balik ke Malang. Hmm, sekece apa sih? Langsung saja ya kita review.

 

Suasana

 


Karena tidak berada di tepi jalan besar, suasana penginapan ini cukup tenang. Interiornya pun minimalis, jadi tidak bikin sakit mata. Begitu masuk, kita akan langsung melihat communal area yang menyatu dengan ruang makan dan resepsionis. Tangga putar yang kokoh sudah menyambut kami. Kesan pertama yang menawan.

 

Menyambut Akhir Tahun

 


Halo! Sudah akhir tahun saja ya. Masih teringat mulai semangat saat memasuki era new normal, di mana saya mulai berani keluar rumah untuk sekadar coffee shop hopping dan akhirnya mulai ngetrip lagi. Sayangnya niat untuk ngeblognya masih belum konsisten, tapi niat untuk sharing informasi tetap dong ya. Untuk saat ini sedang asyik- asyiknya mendokumentasi lewat video. Doakan semoga konsisten dan terus belajar supaya bisa lebih baik ya ke depannya. Amin!

 

Rekomendasi Penginapan Murah Dan Nyaman Di Batu: Lerenturu Guesthouse

 Kantuk masih melekat saat kami tiba di Batu. Bapak driver menurunkan kami di depan Lerenturu. Saya menghubungi Mas Juan untuk mengabarkan bahwa kami sudah tiba. Mas Juan tiba tak lama setelah kami menurunkan koper. Segera kami dibawa ke kamar kami yang ternyata ada di lantai dasar dan menghadap ke pintu masuk. Mari intip kamar kami selama tiga malam ke depan!

Kamar

 


Jalan- Jalan ke Kuala Lumpur Setelah Pandemi


Kaki ini kembali menjejak negeri jiran terdekat setelah dua tahun absen karena pandemi. Senang sekali karena aktivitas pariwisata dan perekonomian perlahan kembali aktif. Pada kesempatan kali ini, saya akan mengajak teman- teman untuk virtual trip singkat melalui postingan blog dan beberapa video yang akan diunggah ke Youtube Gelembung Cerita

 

Sebelumnya sudah banyak juga yang ngetrip ke Kuala Lumpur dan menanyakan ke saya. Tapi waktu itu saya masih belum bisa kasih update karena memang belum main ke sana. Setelah menunggu, kesempatan pun datang dan saya akan share info yang saya tahu ya. Jika ada yang mau ditambahkan atau ditanya, boleh komen ya di kolom postingan di bawah ini. Skuy kita mulai!

 

Hidden Gem di Pasar Santa: Post Book, Kawaki Roastery, dan Sate Padang Ajo Ramon



Sedikit interupsi di tengah postingan perjalanan saya ke Malang dan sekitarnya, saya hampir lupa untuk membagikan keseruan di Pasar Santa sebelum saya pulang dari Jakarta. Sebelumnya sudah saya kepoin dulu pasar yang satu ini. Mohon maaf karena saya bukan tipe yang bisa mendadak ke mana-mana – atau saya akan terserang panik jika belum tahu mau ngapain kalau sudah datang ke suatu tempat.

Terbius Pesona Bromo



Bromo menjadi awal terwujudnya perjalanan ke Malang ini. Dimulai dari kalimat- kalimat, seperti “Bromo bagus ya katanya,” “Aku belum pernah ke Bromo nih” dan akhirnya hari ke Bromo pun tiba.


Kami memilih private trip agar lebih bebas. Tak lupa kami menyertakan fotografer agar nggak repot- repot dengan urusan foto- foto. Penantian panjang itu akhirnya tiba. Malamnya kami bersiap di hotel menunggu dijemput pas tengah malam.

 

Pagi Merdu di Kopi Lesgo

Classic never failed


Dalam misi menghabiskan kopi susu – yang pada akhirnya harus saya ikhlaskan tidak habis – saya kepoin laman IG Kopi Lek Lan (waktu itu IG masih aktif) dan menemukan ada satu kedai kopi yang sepertinya oke dan bisa dicoba. Karena besok masih ada waktu seharian sampai malamnya kami dijemput untuk perjalanan ke Bromo, saya pikir kami bisa keliling sekitaran hotel dan ke beberapa candi.

 

Kajoetangan dan Kopi Lek Lan





 

Pegal ini masih nyata terasa. Untuk jalan saja harus dipaksakan sakitnya. Memang kelihatan sekali anak kantoran yang satu ini selain jarang berolahraga, juga sudah terlalu lama tidak berpergian. Seharusnya saya lebih banyak melenturkan otot, minimal di akhir pekan saat sedang tidak ngantor. Tapi realitanya, kasur selalu menang. Oke, kembali ke cerita.

 

Hari 2- Eksplorasi Tumpak Sewu



Pagi itu langit seakan turut mendukung kami untuk melakukan aktivitas alam. Ya, hari ini kami akan mengunjungi salah satu air terjun ter-hits se-Malang Raya. Katanya kalau ke Malang wajib main ke Tumpak Sewu yang berlokasi di Lumajang. Oleh karena itu, saat perjalanan ini disusun, kami menyelipkan agenda ke Tumpak Sewu setelah konsultasi ke operator tur.

 

J E D A


[MALANG] Depot Hok Lay

 

Selamat Datang di Depot Hok Lay

Sedikit cerita menyebalkan di awal perjumpaan dengan Hok Lay. Kami tiba lewat pukul dua siang saat itu. Papan yang tergantung di pintu menunjukkan bahwa depot yang banyak direkomendasikan itu tutup. Yah, masa jauh- jauh datang pas banget tutup. Saya pun berjalan masuk ke depot. Kebetulan pintu tidak tertutup sepenuhnya.

[MALANG] Kopituju

Definisi bahagia


Salah satu kebiasaan yang masih sulit dihilangkan dan tampaknya akan melekat terus adalah kepo sebelum ngetrip. Jiwa Virgo ini menuntut untuk selalu menyiapkan rencana perjalanan atau saya akan terkena serangan panik sesampainya di tujuan jika belum tahu mau ke mana. Kopituju menjadi salah satu coffee shop yang saya pesankan kepada teman- teman trip: harus ke sini pokoknya.

 

[MALANG] WHIZ PRIME HOTEL




Kami tiba di Whiz Prime Hotel sebelum jam check in. Kamar yang kami pesan belum ready sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menginap di kamar yang berbeda dengan yang kami pesan karena kamar itu ready  duluan.

 

Kami menginap di kamar Superior Twin, seharusnya Superior Double. Kamar hotelnya nyaman. Whiz tidak membatasi jumlah tamu dalam satu kamar. Namun menurut saya pribadi, kamar ini paling ideal untuk dua orang, tidak lebih, karena kamarnya bukan tipe kamar yang spacious.

 

HARI 1: TIBA DI MALANG

 

Mendarat dengan aman di bandara Abdul Rachman Saleh

Kala itu pukul dua dini hari dan mata saya sudah tidak dapat terpejam. Sayup- sayup terdengar suara di dapur. Pasti Mama tengah menyiapkan sarapan untuk kami. Kami menikmati mi instan dalam gelas yang sudah diseduh kemudian bersiap- siap sebelum Papa dan Mama mengantar kami ke bandara.

 

Pukul empat lebih sedikit kami sudah tiba di bandara dan cukup terkejut karena sudah ramai oleh penumpang- penumpang pesawat. Konter check in salah satu maskapai bahkan penuh antrean. Beruntung kami lebih cepat karena konter maskapai kami masih lowong.

 

Malang: Awal Yang Baru

Alun- alun Kota Malang

Masa pandemi bukanlah masa yang mudah. Dua tahun lebih bertahan. Bertahan agar tetap hidup dan tetap waras. Saya bersyukur, setelah penantian panjang, akhirnya hari ini pun tiba. Hari di mana saya bisa kembali menuliskan catatan perjalanan saya.

 

Sebagai rute pertama liburan yang sudah lama ditunggu- tunggu, saya dan teman- teman memilih Malang. Oh iya, kali ini saya liburan bersama Dewi dan Daniati - teman satu kantor tapi beda unit kerja. Ekspektasi kami tidak tinggi. Namun secara ajaib dan mengejutkan, Malang dan Batu memberi kami banyak kejutan manis. Kejutan yang akan membuat kami tersenyum saat dikenang kembali nanti. Seperti saat ini. Saat menuliskan catatan perjalanan ini dan senyuman tidak hentinya menghiasi wajah saya.

 

[JAKARTA] ABCD Coffee & The Dealer




Rencana dua tahun lalu yang sempat tertunda akibat pandemi akhirnya terealisasi juga setelah hampir tenggelam dan dilupakan. Suatu malam tiba- tiba teringat pernah ingin mengambil kelas kopi untuk menambah pengetahuan dan skill.  Yeaayyy!!

 

ABCD memiliki jadwal weekday dan weekend. Saya memilih kelas weekend karena lebih hemat waktu secara Sabtu dan Minggu tidak bekerja. Kalau hari biasa, durasinya tiga hari, yaitu Selasa hingga Kamis. Belum apa- apa sudah cuti tiga hari ya kan. Ha ha.


LEPAS

View senja yang menemani setelah turun dari TJ

Ibu kota.

Begitu warga enam dua menyebutnya. Sudah lama sekali saya tidak bertandang ke ibu kota. Setelah lima tahun berlalu, kesempatan ini datang. Saya mendaftarkan diri untuk mengikuti kelas kopi di Jakarta. Jadilah saya di sini. Memanfaatkan long weekend agar cuti tidak terbabat habis.

 

Jakarta, seperti sebelumnya, masih memukau. Ralat. Jauh lebih memukau. Memang waktunya sangat mepet untuk mampir ke semua tempat yang banyak direkomendasi di media sosial. Namun tetap saja menyenangkan walau durasinya singkat.

 

Menumpang bajaj ke pasar. Mengitari kota naik ojek. Berjejalan di dalam Trans Jakarta yang padatnya selalu di luar logika saat jam pulang kantor.  Kegiatan yang sepertinya biasa saja namun selalu dirindu saat sudah duduk berkutat di depan layar monitor setiap hari kerja.

 

Hal paling penting dari sekadar mencari ilmu dan pengalaman adalah saya bisa terbang setelah dua tahun lebih ‘bermeditasi’ di dalam kota. Senang sekali rasanya bisa mendengar suara pengumuman penerbangan dengan saya sebagai salah satu penumpang pesawat terbang. Ransel ditenteng di punggung. Roda koper beradu dengan karpet ruang tunggu.

 

Perjalanan ke ibukota kali ini menjadi pembuka eksplorasi gelembungcerita. Jurnal perjalanan segera meluncur!

[MEDAN] Perfecto

Definisi jatuh cinta pada pandangan pertama

Belakangan ini warga Medan tengah antusias menyambut tempat nongkrong baru yang terletak di jantung Kota Medan yang Bernama Tengah. Seperti salah satu tagline andalan anak Medan kalau lagi mau ngumpul: jumpa di tengah ya! Tengah ini secara harfiah lokasinya di tengah kota.


[MEDAN] 333 House



Pernahkah teman- teman merasa senang dan super excited saat menemukan hidden gem yang tidak terencana? Inilah yang saya dan teman- teman hopping rasakan saat menemukan 333 House. Malam itu, sepulang hopping, kami lewat area Sabaruddin. Jalanan sudah sepi. Namun ada sebuah rumah dengan lampu neon yang menyala yang menarik perhatian kami.

 

Sambil melewati rumah itu, kami menebak- nebak apa itu. Saya berencana untuk kepoin kalau sudah sampai rumah nanti. Eh kelupaan. Seolah mendukung, semesta mengingatkan saya melalui Instagram. Oh, ternyata kedai kopi. Langsung saya kabari teman- teman saya.

 

SELAMAT TAHUN BARU….!!!

 

Spot ngopi pertama di 2022

Sebuah pencapaian masih bisa menginjak 2022 ini. Saya bersyukur di tengah- tengah kondisi yang serba tak menentu ini, Tuhan masih memberikan kesempatan saya untuk menghirup oksigen gratis, mencecap rasa, dan menuangkannya ke dalam karya- karya kecil yang saya harapkan bisa bermanfaat bagi orang banyak.

 

Banyak kejadian luar biasa sepanjang 2021 dan tentu saja kebanyakan tidak mulusnya. Saya berterima kasih kepada orang terdekat saya, keluarga saya, yang tidak putus- putusnya mendoakan dan mendukung saya. Kepada sahabat dan orang- orang yang datang silih berganti dalam hidup saya, semuanya mengajarkan saya dengan begitu baik.

 

Semoga di tahun yang baru ini, kita senantiasa diberikan kesehatan dan berkat. Semoga di tahun yang baru ini kita menjadi lebih kuat untuk melangkah maju. Tuhan memberkati.