Sebuah Jurnal

Catatan Kuliner : Dari Binjai Hingga Brahrang

Setelah beberapa hari adem- ademan di Medan dan sekitarnya, sebelum kembali bekerja, saya dan teman- teman mencoba untuk menyegarkan diri dengan berburu kuliner di Binjai, nggak hanya Binjai, tapi juga sampai ke Brahrang. Waktu itu hari ketiga Lebaran. Stasiun kereta api masih dipenuhi oleh calon penumpang.

Perjalanan ke Binjai dapat ditempuh dengan beberapa alternatif. Bisa mengendarai mobil pribadi, angkutan umum (angkot), becak, dan kereta api. Kami memilih kereta api agar lebih efisien. Menumpang KA Sri Lelawangsa, perjalanan kami ke Binjai hanya memakan waktu sekitar setengah jam. Beruntung kami sempat naik kereta api pukul 09:30 karena kereta baru akan berangkat lagi pada pukul 11:00
Dari Medan ke Binjai : Rp 5.000,-
Stasiun Kereta Api Binjai
Setibanya di  Stasiun Kereta Api Binjai, kami berjalan kaki menuju BSM alias Binjai Supermall. Saat itu mall sudah ramai pengunjung dan kami mencoba ke bioskop. Boleh juga kulineran diselingi acara nonton. Sayangnya pintu bioskop tertutup rapat. Atau mungkin belum buka. Jadi, setelah berkeliling – dan tak lupa eksis – sebentar, kami memutuskan untuk langsung berkuliner ria saja. Saatnya makan ^^

RM Pondok Surya
Tujuan pertama ialah Rumah Makan Pondok Surya yang sudah terkenal di kalangan anak muda. Menu favorit di sini adalah tahu bolak- baliknya. Kalau ngomong soal makan tahu balek di Binjai, pasti ke sini.

Dari BSM, kami naik angkot. Lima ribu perak per orang. Turunnya di depan Vihara Setia Buddha. Di samping vihara, ada sebuah gang kecil. Nah, jalannya dari sana. Ikuti saja jalannya dan..kami bertanya pada penduduk setempat agar tidak nyasar. Beberapa menit kemudian, kami tiba di Pondok Surya.

Ada dua pilihan tempat duduknya: satu yang di dalam dan duduk di bangku rotan, dan satu lagi yang menghadap ke sungai. Kalau kurang suka terkena sinar matahari langsung atau dekat sungai, bisa duduk di bagian dalam. Karena masih pagi (belum siang- siang amat), rumah makan itu tampak sepi.
tempat duduk yang menghadap ke sungai (sisi sebelah kanan)
Naik kereta api dan berjalan di bawah terik matahari tentunya membuat kami haus *atau saya saja ya yang kehausan..hehe* sehingga pilihan jatuh pada es the manis jumbo. Yap, ukuran gelasnya memang lebih besar dan untuk saya yang kebiasaannya sebentar- sebentar minum kalau lagi nongkrong, ukurannya pas banget. He he..
Es Teh Manis Jumbo - Rp 8.000,-/gelas
Tahu Bolak- Balik - Rp 15.000,-/porsi
Kami menunggu cukup lama hingga pesanan datang. Tapi ya nggak apa- apalah selama belum kelaparan. Ha ha. Saya sendiri hanya pesan tahu bolak- balik. Jangan lihat isinya yang hanya tiga potong sepiring. tahu bolak- balik ini mengenyangkan lho.

Long Weekend: Melaka, I'm Coming ^^ (Bahagian Tiga)

Ee Ji Ban

Salah satu kuliner yang digandrungi di Melaka adalah chicken rice ball. Di seberang hotel ada satu restoran yang menjual rice ball set, Ee Ji Ban namanya. Rumah makan itu ramai sekali, apalagi di jam makan siang seperti ini. Kami memesan satu porsi Chicken Rice S dan Set Balls (isinya 5 bola- bola nasi).
depan : Chicken Rice (RM 6.30)
belakang : set rice balls (RM 6.00)

Saya pribadi lebih menyukai nasi ayam yang biasa karena disajikan dengan Nasi Hainam. Sementara untuk rice ball, nasinya menggunakan nasi putih biasa. Tapi kembali lagi ke selera masing- masing ya. Dua- duanya wajib coba kalau datang ke sini. Untuk minumnya pesan segelas madu.

Capitol Satay Celup
Rencananya kami baru akan ke Stadthuys sehabis konsultasi dari kedai obat. Kami sudah hampir melupakan Satay Celup kalau saja saat hendak pergi ke Stadthuys kami tidak melewati Capitol, rumah makan yang menjual Satay Celup – salah satu kuliner favorit para turis dan warga sekitar.



Saat itu Capitol sepi (foto di atas diambil setelah kami selesai makan dan keluar dari toko). Saya sampai bertanya ke Mama, apakah ini benar Capitol yang sering saya baca artikelnya di internet. Ternyata benar. Setelah kami masuk dan sedang lahap menikmati satay celup, rumah makan itu mulai ramai.

Long Weekend : Melaka, I'm Coming ^^ (Bahagian Dua)

Holaa.. Lanjut lagi ya cerita saya yang menghabiskan akhir pekan di Melaka. Rasanya telat sekali ya update-nya. Maafkan diriku yang tidak konsisten ini. Okelah, daripada panjang ntar, saya lanjutkan ceritanya saja ya.

Sekadar info, bagi teman- teman yang mau berkunjung ke Melaka saat akhir pekan, saya sarankan memesan hotel terlebih dahulu karena pada akhir minggu seperti ini, apalagi kalau musim liburan ya, hotel akan cepat penuh. Ada sih yang kosong, tapi harga lebih mahal. Seperti Hotel Hong tempat saya menginap waktu itu, saat mau tambah satu malam lagi sudah fully booked. Jadinya pindah hotel.

Amei Jie dari Hotel Hong yang mengantar saya dan Mama ke Mahkota, karena hotel tujuan kami tepat di belakang rumah sakit itu. Thank you banget sama Amei Jie, ramah dan pelayanannya memuaskan. Kalau balik lagi ke Melaka, pasti bakal nginap di Hong lagi.

Kami menginap di Comfort Two Hotel. Kamarnya cukup nyaman, ukurannya lebih besar dari kamar di Hong. Kami diantar Amei Jie sekitar pukul sebelas waktu setempat. Jadinya setelah check out, saya dan Mama keliling dulu di sekitar hotel sambil mencari sarapan.

Breakfast @ Low Yong Moh
Paginya tidak seramai waktu malam. Atau pas kami lewat toko pada belum buka. Pilihan sarapan jatuh pada dim sum. Yeeiii ^^ Nama kedainya Low Yong Moh di Jalan Tukang Emas.
dipilih- dipilih :)
Untuk dim sumnya sendiri lumayan enak. Kami lebih banyak memesan dim sum steam meski saya lebih senang makan yang goreng. He he.. Minumnya pilih Chinese Tea. Nah, teh di sini semua disuguhkan dalam teko mini. Karena kami berdua, harganya dihitung dua cangkir. Secangkirnya RM 1.20. Harga dim sumnya sendiri bervariasi, ada yang  RM 2.70, RM 2.40, RM 3.20, dan juga RM 3.70
Bean Paste Bao - RM 1.30

Chinese Tea (hitungannya per orang)
Setelah perut terisi, saatnya menurunkan isinya dengan jalan lagi. Kami berjalan saja hingga melihat satu bagian jalan yang cukup ramai dipadati pengunjung. Kalau teman- teman melewati jalan ini akan terhubung ke tepi sungai Melaka. Banyak yang foto- foto di sana. Ternyata ada yang cantik di dindingnya.



Nah, cantik kan? Saya juga gak mau ketinggalan foto- foto. He he..