Sebuah Jurnal

[MEDAN] CAFEKOPI @ CANTIKAYU

Desember adalah bulan favorit saya karena ada perayaan Natal. Mall dan café jadi keren banget. Kalau pun nggak keluar rumah, ada film bertemakan Natal yang menemani dan bikin hati jadi hangat. Karena sudah mendekati Natal, saya mulai mencari beberapa spot kece bernuansa Natal. Spot pertama yang disinggahi adalah Cafe Kopi yang berlokasi di showroom Cantikayu.

 

Sebelumnya sudah dapat info terlebih dulu dari teman yang duluan ke sana. Thanks Mak Jes buat racunnya. Kesan segar langsung menyapa saat tiba di depan Cantikayu. Berpot- pot tanaman dan satu set meja dan kursi kayu menghiasi area depan cafe. Auto adem di tengah teriknya siang.

 

Tambah adem lagi ketika melihat area yang didekorasi dengan hiasan Natal. Cakep banget sih ini. Tinggi pohon Natalnya mencapai 8 meter. Best spot-nya ya di sini. Di seberang pohon Natal raksasa ada juga rak penyimpanan wine yang sudah dipasangi hiasan Natal.

 


[MEDAN] Alligator Coffee and Roastery



Edisi ngopi kali ini agak beda karena harus RSVP dulu, minimal H-3 dan teman saya, Dewi, mereservasi jauh seminggu sebelum rencana kedatangan kami ke Alligator. Tentunya kami berdua super excited karena kedai kopi yang satu ini terlihat menjanjikan dan anti mainstream.

 

Hari yang ditunggu- tunggu pun tiba. Saya dan Dewi tiba sesuai dengan jam yang telah dipilih. Ya, tidak salah. Selain harus reservasi dulu, jam kunjungan per hari juga dibagi tiga. Kami memilih jam 12.00-14.30 di hari Sabtu.

 

[MEDAN] FILOSOFI KOPI



Kopi Tiwus menjadi salah satu menu kopi yang saya cari saat saya mampir ke kedai kopi ini. Efek penasaran setelah menonton filmnya. Dan setelah lama #dirumahaja, tahu- tahu Filosofi Kopi sudah buka di Medan dan ada dua cabang malah. Langsung mampir saat sudah berani untuk hopping.

Mampirnya ke Filkop yang di Adam Malik. Seperti biasa tim pagi kalau soal ngopi. Biar sepi dan berasa di kedai kopi pribadi. Ha ha. Pas banget timing-nya karena mereka baru ngebolehin dine in sejak dua minggu lalu. Lucky me.

 

[MEDAN] MUSE COFFEE


 

Hopping di kala cuti adalah salah satu aktivitas favorit saya kalau sedang tidak nge-trip ataupun mager. Iya, saya masuk ke dalam tim rebahan. Sejak kapan, tidak tahu. Ha ha. Kembali ke topik. Jadi di hari cuti ini, setelah mengurus beberapa keperluan dompet, saya melipir ke salah satu kedai kopi yang masih tergolong baru di kota Medan.


Jalan empat bulan, ci,” tutur sang barista saat saya bertanya.


Saya tidak menaruh ekspektasi apa- apa karena awalnya hanya berencana untuk foto- foto sambil ngeblog. Laptop juga sudah siaga di tas. Mari berangkat!

[MEDAN] HALIFAX COFFEE CORRIDOR



Nggak terasa sudah hampir dua tahun jadi langganan kedai kopi ini. Walau ini baru kali kedua kemari, karena kebanyakan pesannya dari aplikasi pengantaran online. Kali pertama waktu ada acara keluarga di sekitar Halifax dan berhubung sudah tidak ada kegiatan lain, jadi saya coba mampir ke sini. Itulah awal perkenalan saya dengan Halifax.


[MEDAN] THE BREWING SPACE



Kyaaaaaa…..!

Maaf di awal- awal sudah teriak saja. Habisnya sesenang itu. Setelah 559 hari tidak duduk ngopi ataupun ngeblog di kedai orang, akhirnya saya memberanikan diri untuk ngopi lagi. Agak berbeda, biasanya jam ngopi bisa suka- suka, sekarang saya ngopinya selalu trip pertama. Jadi cari tahu dulu bukanya jam berapa, di saat itulah saya datang. Menghindari keramaian. Parno berlebihan? Ya pertimbangan masing- masing lah ya.


Sebelumnya sudah ngincar- ngincar kedai kopi mana saja yang akan dikunjungi. Belakangan semakin banyak pilihan kedai kopi di Medan. Senang banget. Untuk kali pertama, saya memutuskan untuk hopping ke tiga kedai kopi yang ada di satu area. Yuk!


Airbnb dan Google Maps: Sebuah Terapi

 Halo semua! Semoga kita semua dalam keadaan sehat ya. Setelah lama sekali blog ini ditinggalkan hingga muncul tagihan tahunan domain, baru deh ya ngeblog lagi. Aktivitas traveling sejak pandemi otomatis berhenti dan jatah cuti masih sisa banyak, padahal biasanya dipakai sampe nggak cukup- cukup. Well….


Sempat suntuk banget karena nggak bisa kemana- mana. Even mau ngopi dan foto- foto kedai kopi - yang belakangan makin menjamur di Medan - juga belum berani. Beberapa rekan kerja bilang ke saya: kamu ngapain parno banget? Toh tiap hari juga ketemu orang banyak dan gimana pun kamu jaga, pasti bakal ada potensi terpapar.


Saya hanya bisa diam dan tidak mau menjawab terlalu banyak karena setiap orang punya cara dalam menjaga dan meminimalisir risiko. Cara saya adalah tetap di rumah dan keluar kalau ada belanja kebutuhan dan beli makan doang, itu pun take away. Sempat tergoda untuk duduk- duduk sebentar, ngopi sambil cuci mata. Tapi yah…..akhirnya tetap di rumah saja. Ha ha…