Sebuah Jurnal

Another Transit : Merchant’s Lane Kuala Lumpur


Menunggu bisa jadi mengasyikkan kalau ada kegiatan yang bisa dilakukan. Entah itu menulis, nonton, ataupun ngopi. Sembari menunggu anggota keluarga saya yang lain dari Singapura (berhubung tiket pesawat saat itu sedang mahal- mahalnya, saya memilih naik bus karena beda penerbangan sejak awal trip), saya berencana ngopi. Jemari ini pun dengan lincah mengetikkan ‘best coffee shop in Kuala Lumpur’. Ada banyak pilihan di area Bangsar, yang mana nggak terlalu jauh dari KL Sentral. Namun Merchant’s Lane di area pecinan ini tampaknya lebih menggoda.

Saya menumpang Rapid dan turun di Pasar Seni. Sekadar informasi, kini pembayaran di Rapid menggunakan kartu Touch’n Go. Saya ditolak naik ke dalam bus karena masih pakai uang tunai. Segeralah saya membeli kartunya di Nu Sentral. Member card Watson juga bisa digunakan sebagai alat pembayaran karena ada Touch’n Go-nya. Tinggal top up saja.

Red Planet Hotel Pattaya

Red Planet (sebelumnya Tune Hotel)

Kami memesan kamar hotel ini pada menit terakhir. Saat itu baru selesai nonton pementasan Alcazar dan sambil menunggu teman- teman yang sedang ke toilet, saya melihat- lihat sekeliling dan gedung Red Planet terpampang di hadapan saya. Lalu terpikir oleh saya untuk mengungkapkan perasaan tak enak saya saat berada di hotel sebelumnya kepada teman- teman saya. Dan saya tidak sendirian. Mereka juga merasakan hal yang sama. Maka saya pun membuka aplikasi Traveloka dan dapatnya di harga 340ribuan per kamar.

[Warna] Songthaew- Songthaew di Pattaya


Songthaew merupakan transportasi yang ada di Pattaya. Modifikasi dari mobil pick up.

Mungkin akan lebih tepat judulnya kalau Abang- Abang Songthaew di Pattaya ataupun Driver Songthaew di Pattaya. Tapi biarlah saja tetap begitu judulnya. Biarlah cerita- cerita tentang songthaew ini menjadi salah satu kenangan yang tetap memotivasi kita untuk yakin bahwa masih ada kebaikan di belahan bumi manapun itu.

Sebelum berangkat ke Bangkok, saya mengatakan kepada teman- teman saya bahwa di Pattaya ada moda transportasi berupa songthaew yang lebih murah dari Grab. Hanya saja untuk perkiraan budget, kami hitung dengan aplikasi Grab secara kami tidak menyewa mobil karena beberapa jasa penyewaan mobil dipaket dari Bangkok, tidak ketemu yang hanya di Pattaya saja. Pahit- pahit ya karena Grab di sini memang mahal dan rutenya jauh- jauh, ucap saya waktu itu.

Ternyata kami cukup beruntung karena selama perjalanan di Pattaya hanya sekali kami memesan Grab. Selebihnya naik songthaew. Dari sinilah cerita- cerita songthaew bergulir.

Ganti Hotel Setelah Check In? – Sebuah Cerita dari Pattaya


Nggak selamanya apa yang dilihat di foto akan sama seperti kenyataan. Inilah yang saya dan teman- teman alami saat tiba di hotel yang kami sewa kamarnya di Pattaya: Yes O’Tel. Karena anggapan kami toh hanya satu malam dan dari foto tampaknya juga oke oke saja. Satu dua tamu memberikan ulasan yang kurang, masih oke juga.

Dan benar saja. Sesampainya di hotel, kondisi hotel tidak sesuai dengan apa yang terlihat di foto. Lobi tampak suram tanpa ada tamu yang lewat, hanya ada seorang staf yang acuh tak acuh di balik konternya. Staf di reception juga tidak bisa berbahasa Inggris dan saat melihat bahwa kami bertiga, ia meminta tambahan extra bed charge sebanyak THB500 yang akan dibayar nanti pas check out.

[Transportasi] Don Mueang – Chatuchak – Pattaya Naik Bus



Sawadee ka! Berkesempatan juga mengunjungi ibukota negeri gajah putih ini setelah beberapa bulan lalu mengunjungi Songkhla. Trip kali ini cukup singkat namun memiliki cerita sendiri. Ke Pattaya juga bisa dibilang 50:50, antara jadi atau engga dan terakhir jadi juga. He he.

Saya duluan mendarat di bandara Don Mueang karena naik penerbangan pertama dari Kuala Lumpur sementara teman- teman saya baru akan tiba beberapa jam lagi dengan penerbangan dari Medan. Setelah titip ransel, keliling bandara dulu sambil cari di mana letak bus stop menuju Chatuchak.

Jadwal keberangkatan bus A1-A2