Bicara soal Malang memang tidak ada habisnya. Termasuk akomodasinya. Beruntungnya kami berhasil menemukan guesthouse, yang menurut saya lebih cocok disebut hotel, yang super oke. Lokasinya juga lumayan. Tidak terlalu jauh ke mana- mana. Saya pasti bakal nginap di sini lagi kalau balik ke Malang. Hmm, sekece apa sih? Langsung saja ya kita review.
Suasana
Karena
tidak berada di tepi jalan besar, suasana penginapan ini cukup tenang. Interiornya
pun minimalis, jadi tidak bikin sakit mata. Begitu masuk, kita akan langsung
melihat communal area yang menyatu dengan ruang makan dan resepsionis. Tangga
putar yang kokoh sudah menyambut kami. Kesan pertama yang menawan.
Kantuk masih melekat saat kami tiba di Batu. Bapak driver menurunkan kami di depan Lerenturu. Saya menghubungi Mas Juan untuk mengabarkan bahwa kami sudah tiba. Mas Juan tiba tak lama setelah kami menurunkan koper. Segera kami dibawa ke kamar kami yang ternyata ada di lantai dasar dan menghadap ke pintu masuk. Mari intip kamar kami selama tiga malam ke depan!
Kamar
Bromo menjadi awal terwujudnya perjalanan ke Malang ini. Dimulai dari kalimat- kalimat, seperti “Bromo bagus ya katanya,” “Aku belum pernah ke Bromo nih” dan akhirnya hari ke Bromo pun tiba.
Kami
memilih private trip agar lebih bebas. Tak lupa kami menyertakan
fotografer agar nggak repot- repot dengan urusan foto- foto. Penantian panjang
itu akhirnya tiba. Malamnya kami bersiap di hotel menunggu dijemput pas tengah
malam.
![]() |
Classic never failed |
Dalam misi menghabiskan kopi susu – yang pada akhirnya harus saya ikhlaskan tidak habis – saya kepoin laman IG Kopi Lek Lan (waktu itu IG masih aktif) dan menemukan ada satu kedai kopi yang sepertinya oke dan bisa dicoba. Karena besok masih ada waktu seharian sampai malamnya kami dijemput untuk perjalanan ke Bromo, saya pikir kami bisa keliling sekitaran hotel dan ke beberapa candi.
Pegal ini masih
nyata terasa. Untuk jalan saja harus dipaksakan sakitnya. Memang kelihatan
sekali anak kantoran yang satu ini selain jarang berolahraga, juga sudah
terlalu lama tidak berpergian. Seharusnya saya lebih banyak melenturkan otot,
minimal di akhir pekan saat sedang tidak ngantor. Tapi realitanya, kasur selalu
menang. Oke, kembali ke cerita.
Pagi itu langit seakan turut mendukung kami untuk melakukan aktivitas alam. Ya, hari ini kami akan mengunjungi salah satu air terjun ter-hits se-Malang Raya. Katanya kalau ke Malang wajib main ke Tumpak Sewu yang berlokasi di Lumajang. Oleh karena itu, saat perjalanan ini disusun, kami menyelipkan agenda ke Tumpak Sewu setelah konsultasi ke operator tur.
![]() |
Selamat Datang di Depot Hok Lay |
Sedikit cerita menyebalkan di awal perjumpaan dengan Hok Lay. Kami tiba lewat pukul dua siang saat itu. Papan yang tergantung di pintu menunjukkan bahwa depot yang banyak direkomendasikan itu tutup. Yah, masa jauh- jauh datang pas banget tutup. Saya pun berjalan masuk ke depot. Kebetulan pintu tidak tertutup sepenuhnya.
Definisi bahagia |
Salah satu kebiasaan yang masih sulit dihilangkan dan tampaknya akan melekat terus adalah kepo sebelum ngetrip. Jiwa Virgo ini menuntut untuk selalu menyiapkan rencana perjalanan atau saya akan terkena serangan panik sesampainya di tujuan jika belum tahu mau ke mana. Kopituju menjadi salah satu coffee shop yang saya pesankan kepada teman- teman trip: harus ke sini pokoknya.
Kami tiba di Whiz Prime Hotel sebelum jam check in. Kamar yang kami pesan belum ready sehingga akhirnya kami memutuskan untuk menginap di kamar yang berbeda dengan yang kami pesan karena kamar itu ready duluan.
Kami menginap di kamar Superior
Twin, seharusnya Superior Double. Kamar hotelnya nyaman. Whiz tidak membatasi
jumlah tamu dalam satu kamar. Namun menurut saya pribadi, kamar ini paling
ideal untuk dua orang, tidak lebih, karena kamarnya bukan tipe kamar yang spacious.
![]() |
Alun- alun Kota Malang |
Masa pandemi bukanlah masa yang mudah. Dua tahun lebih bertahan. Bertahan agar tetap hidup dan tetap waras. Saya bersyukur, setelah penantian panjang, akhirnya hari ini pun tiba. Hari di mana saya bisa kembali menuliskan catatan perjalanan saya.
Sebagai
rute pertama liburan yang sudah lama ditunggu- tunggu, saya dan teman- teman
memilih Malang. Oh iya, kali ini saya liburan bersama Dewi dan Daniati - teman satu kantor tapi beda unit kerja. Ekspektasi kami tidak tinggi. Namun secara ajaib dan
mengejutkan, Malang dan Batu memberi kami banyak kejutan manis. Kejutan yang
akan membuat kami tersenyum saat dikenang kembali nanti. Seperti saat ini. Saat
menuliskan catatan perjalanan ini dan senyuman tidak hentinya menghiasi wajah
saya.