Pagi itu langit seakan turut mendukung kami untuk melakukan aktivitas alam. Ya, hari ini kami akan mengunjungi salah satu air terjun ter-hits se-Malang Raya. Katanya kalau ke Malang wajib main ke Tumpak Sewu yang berlokasi di Lumajang. Oleh karena itu, saat perjalanan ini disusun, kami menyelipkan agenda ke Tumpak Sewu setelah konsultasi ke operator tur.
Kami dijemput jam tujuh pagi sehingga
kami memutuskan untuk menyarap di hotel saja. Kami menggunakan operator
Smartway ID. Driver yang akan mengantar kami tiba tepat waktu. Setelah dihubungi,
kami turun ke lobi. Di mobil sudah tersedia roti dan air minum kemasan untuk
kami. Kami pun berangkat dengan semangat yang masih menggebu- gebu.
Kami pun tiba di titik kumpul setelah
melalui dua setengah jam perjalanan. Awalnya kami harus bergabung dengan
peserta lain. Namun akhirnya entah karena alasan apa, jadinya kami private
group. Yeay! Pemandu kami hari itu adalah Mas Dadang.
View dari penatapan |
Setelah semuanya siap, kami memulai
petualangan baru kami. Awalnya masih mulus. Saya sudah senang duluan. Ternyata benar
kata pihak Smartway, medannya tidak sulit dan bisa juga untuk orang yangjarang
berolahraga seperti saya. Setibanya di penatapan, kami berdecak kagum karena Tumpak
Sewu begitu indah.
“Yuk turun!” seru Mas Dadang
Ha? Jadi kami akan turun dan melihat
secara langsung air terjun itu. Membayangkannya membuat saya cemas. Air terjun
terlihat cukup jauh. Tapi baiklah. Mari kita coba. Dan pengalaman ini menjadi
pengalaman alam paling mendebarkan dalam hidup saya setelah rafting di
Sei Bah Bolon beberapa tahun lalu.
Salah satu medan yang harus dilalui. Menuruni bebatuan. Pegangannya ya tali itu. |
Trekking ke Tumpak Sewu ini selain membuat
saya pengin nangis juga membuat saya senang. Kenapa pengin nangis? Karena jujur,
alam bukan medan saya. Saya terbiasa melakukan perjalanan tapi kebanyakan itu city
trip. Teman- teman yang sudah baca jurnal saya pasti tahu.
Medan kali ini begitu baru. Tidak pernah
saya coba sebelumnya. Saya harus melewati bebatuan berair – yang curam dan
licin – menyeberangi sungai dengan arus
yang cukup mengerikan versi saya, dan melewati medan- medan lain yang tidak
kalah ekstrem. Saya beruntung dan sangat berterima kasih kepada Mas Dadang yang
super sabar menuntun saya, dan tentunya kepada partner trip saya kali ini: Dewi
dan Daniati, yang sangat mandiri dan pemberani sepanjang trip. Bayangin saja
kalau mereka juga incess seperti saya. Waduh! Bisa- bisa nggak jadi trekking
dan kami semua balik. Ha ha.
Telaga Biru |
salah satu akses untuk ke Telaga Biru |
Yang membuat senang dan bahagia
adalah kekaguman atas alam yang begitu indah. Tumpak Sewu menakjubkan. Walaupun
hampir tidak sanggup melewati medannya yang sangat ekstrem (ini menurut saya
pribadi ya), saya tidak dapat mendeskripsikan betapa senangnya saya karena
sudah berani dan akhirnya aktivitas ini dapat terselesaikan dan saya masih bisa
menuliskannya hari ini. Saya berhasil keluar hidup hidup!!! *lebaayy*
Akses menuju Goa Tetes. Saya tidak ikut dan menunggu di sini saja karena tidak sanggup. |
Ini adalah pengalaman sekali seumur
hidup yang harus teman- teman coba. Saya hanya bisa berdecak kagum dan
bersyukur memiliki kesempatan untuk menikmati alam yang luar biasa di Tumpak Sewu
ini. Sungguh. Dari Medan, dua minggu sebelum berangkat, saya selalu menyempatkan
diri untuk berolahraga ringan walau sekadar jalan sore. Namun apa daya,
pekerjaan yang tidak menentu membuat saya hanya bisa melenturkan otot- otot
saya yang kaku setiap akhir pekan. Ha ha.
Durasi trekking kami kurang
lebih tiga jam. Dengan hasil akhir kaki menjadi super pegal yang masih terasa
hingga trip kami ke Batu. Jadi saya sarankan jika teman- teman ingin mengikuti
trip ini, siapkan stamina dan mental yang bagus ya. Kalau bisa jangan incess
seperti saya deh. Ha ha.
Karena tidak dijelaskan dengan rinci oleh
operator tur, saya share beberapa keperluan untuk trekking ya
agar teman- teman bisa prepare.
Pakaian
Senyamannya.
Kenakan pakaian yang nyaman. Karena medannya naik
turun, saya sarankan pakai baju seperti kaos dan celana yang ringan. Waktu itu saya
pakainya kaos dan celana pendek. Sangat membantu karena baik baju dan celana
pasti basah. Hindari jins ya karena bakal tambah berat kalau sudah basah.
Tapi nanti jadi ngga bisa dong foto estetik? Tetap
bisa kok. Kan view- nya yang jadi highlight. Pakai baju apa saja
juga bagus. Kalau punya pakaian tema earth tone, nah boleh nih ^^
Baju ganti dibawa juga ya agar tidak masuk
angin setelah trip selesai.
Alas
Kaki
Nah kalau alas kaki, pakainya juga yang nyaman
dan anti licin ya. Karena yang dilewati itu bebatuan yang dialiri aliran mata air,
jadi pastikan alas kakimu tidak licin. Waktu itu saya pakai sandal gunung,
tetap saja berasa licin. Boleh juga drop di kolom komentar ya bagi yang
punya saran mau pakai sepatu seperti apa.
Bawaan
Air mineral wajib dibawa ya. Teman- teman yang
mau bawa tas, disarankan pakai dry bag saja untuk menampung barang-
barang agar tidak basah dan kalaupun jatuh ke sungai atau permukaan air, masih
aman.
Sarung ponsel anti air juga dibawa. Sebelum berangkat,
saya belikan juga sekalian untuk teman- teman dan ternyata sangat bermanfaat agar ponsel tidak basah kuyup. Yang
bawa kamera dan hanya digantung di leher, sebaiknya juga pakaikan pelindung
kameranya ya. Waktu itu hujan di sepanjang perjalanan pulang. Kaos saya sudah basah
dan kamera saya juga ikutan basah kena air hujan.
Bawa juga uang pecahan kecil ya. Ini akan digunakan saat kita ma uke toilet, untuk buang air ataupun mandi setelah selesai trekking. Juga untuk ongkos ojek saat kaki sudah gemetar di finish point dan teman- teman berencana naik ojek untuk kembali ke titik kumpul tempat mobil diparkir. Tarifnya Rp. 10.000,- per ojek.
Selesai sudah eksplorasi Tumpak Sewu ini. Seru dan menantang. Once in a life experience. Kali kedua? Mungkin saya akan pilih untuk eksplorasi Kota Malang karena masih banyak yang belum dikunjungi. Selamat berpetualang!
Be First to Post Comment !
Post a Comment