Katanya di Pham Ngu Lao ada terminal bus tapi semalaman
jalan kaki nggak kelihatan. Barulah setelah diberitahu oleh staf hotel, ketemu
terminalnya. Pagi itu kami ke terminal dulu, untuk cari tahu besoknya naik bus
nomor berapa ke bandara. Untuk ke bandara, teman- teman bisa menumpang bus no.
109. Busnya berwarna kuning, free WiFi di
dalam bus dan rutenya langsung ke bandara.
Masing- masing bus sudah ada tempat menunggunya. 1 nomor bus 1 peron |
Oke, setelah tahu jadwal bus dan nomornya, saatnya jalan-
jalan. Ke mana? Ke kantor pos yang legendaris itu dulu. Pas saya bilang post office, kernet busnya sempat
bingung pertanda nggak mengerti. Lalu, saya tunjukkan gambar kantor pos barulah
dia menyuruh kami naik. Bus nyaman itu bernomor 36 dan harganya hanya VND 6.000
kalau dikurs ke Rupiah sekitaran Rp 3.900,-
Bus tidak turun tepat di depan kantor pos, kami harus
berjalan sedikit lagi. Waktu itu, kartu SIM saya sedang bermasalah sehingga
tidak bisa internetan. Beruntung di tengah kota, ada Wi-Fi gratis. Keren banget
ya, hampir di setiap titik – setidaknya yang menjadi tempat wisata favorit
turis – pasti ada Wi-Fi.
After Rain |
Kantor pos ramai banget, apalagi tak lama kami sampai, hujan
mulai turun sehingga semua pengunjung berteduh dulu di kantor pos. Didesain
oleh Gustave Eiffel, kantor pos bergaya Perancis ini dibangun pada 1886. Bangunannya
vintage banget tapi cerah karena
kombinasi warna kuning dan hijaunya.
Di kantor pos ini banyak yang mengirim kartu pos, baik itu
untuk dikirim ke rumah sendiri ataupun kepada sahabat dan kerabat mereka. Kartu
pos dijual seharga VND 5.000 berlatar foto- foto objek wisata Saigon dan potret
lalu lintas Saigon yang padat.
Jika kantor pos ini adalah tempat singgah terakhir sebelum
ke bandara, jangan khawatir karena terdapat toko suvenir yang bisa kamu jadikan
tempat belanja oleh- oleh khas Saigon. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk
terdapat toko suvenir. Di area tengah kamu bisa beli kartu pos, perangko,
kerajinan tangan, teh, dan sebagainya.
Gereja tampak samping |
Saigon Notre- Dame Basilica bersisian dengan kantor pos. Gereja
dengan Patung Bunda Maria yang selalu menarik perhatian para wisatawan. Gereja
ini dibangun pada tahun 1863 dan selesai pada tahun 1880.
Ho Chi Minh City Hall |
Seneng banget sama jalur pejalan kaki di area City Hall |
Bitexco dari kejauhan |
Sehabis dari dua tempat ini, jangan pulang dulu. Karena ini
adalah pusatnya kota Ho Chi Minh, masih banyak gedung dan monumen yang bisa
kita kunjungi. Salah satunya adalah Ho Chi Minh City Hall yang dulunya bernama
Ho Chi Minh’s People Committee. Pengunjung tidak diperkenankan masuk dan hanya
boleh mengambil foto dari luar.
Saigon Opera House - diselingi rintik hujan |
Bagi pencinta seni, Saigon Opera House tidak boleh
dilewatkan. Masih bergaya Perancis, gedung yang dibangun pada 1897 ini
merupakan teater dengan arsitektur yang elegan. Pertunjukan yang digelar di
Saigon Opera House sarat akan budaya dan ciri khas Vietnam.
melepas dahaga plus ngadem dulu |
Capek jalan terus, ngadem sejenak di Vincom Center. Yang mau
belanja di Zara, H&M, dan barang branded
lainnya serta kuliner silakan masuk ke gedung ini. Gerai es krim Fanny juga ada
di sini. Tapi kami hanya minum kopi saja. Lagi promo, cuma VND 15.000
Keliling sana sini untuk cari
halte bus yang bisa membawa kami ke Vinh Nghiem Pagoda, tapi nggak ketemu.
Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Ben Thanh dan menunggu bus dari sana.
Sayangnya nggak juga lewat busnya. Karena hari juga sudah mulai sore, kami
memutuskan untuk kembali ke Pham Ngu Lao, siap untuk menikmati keramaian malam
di Bui Vien ^^
Be First to Post Comment !
Post a Comment