Sebuah Jurnal

Bus 36 ke Saigon Central Post Office dan Sekitarnya

Katanya di Pham Ngu Lao ada terminal bus tapi semalaman jalan kaki nggak kelihatan. Barulah setelah diberitahu oleh staf hotel, ketemu terminalnya. Pagi itu kami ke terminal dulu, untuk cari tahu besoknya naik bus nomor berapa ke bandara. Untuk ke bandara, teman- teman bisa menumpang bus no. 109. Busnya berwarna kuning, free WiFi di dalam bus dan rutenya langsung ke bandara.
Masing- masing bus sudah ada tempat menunggunya. 1 nomor bus 1 peron
Oke, setelah tahu jadwal bus dan nomornya, saatnya jalan- jalan. Ke mana? Ke kantor pos yang legendaris itu dulu. Pas saya bilang post office, kernet busnya sempat bingung pertanda nggak mengerti. Lalu, saya tunjukkan gambar kantor pos barulah dia menyuruh kami naik. Bus nyaman itu bernomor 36 dan harganya hanya VND 6.000 kalau dikurs ke Rupiah sekitaran Rp 3.900,-



Bus tidak turun tepat di depan kantor pos, kami harus berjalan sedikit lagi. Waktu itu, kartu SIM saya sedang bermasalah sehingga tidak bisa internetan. Beruntung di tengah kota, ada Wi-Fi gratis. Keren banget ya, hampir di setiap titik – setidaknya yang menjadi tempat wisata favorit turis – pasti ada Wi-Fi.
After Rain



Kantor pos ramai banget, apalagi tak lama kami sampai, hujan mulai turun sehingga semua pengunjung berteduh dulu di kantor pos. Didesain oleh Gustave Eiffel, kantor pos bergaya Perancis ini dibangun pada 1886. Bangunannya vintage banget tapi cerah karena kombinasi warna kuning dan hijaunya.


Di kantor pos ini banyak yang mengirim kartu pos, baik itu untuk dikirim ke rumah sendiri ataupun kepada sahabat dan kerabat mereka. Kartu pos dijual seharga VND 5.000 berlatar foto- foto objek wisata Saigon dan potret lalu lintas Saigon yang padat.


Jika kantor pos ini adalah tempat singgah terakhir sebelum ke bandara, jangan khawatir karena terdapat toko suvenir yang bisa kamu jadikan tempat belanja oleh- oleh khas Saigon. Di sisi kiri dan kanan pintu masuk terdapat toko suvenir. Di area tengah kamu bisa beli kartu pos, perangko, kerajinan tangan, teh, dan sebagainya.

Gereja tampak samping

Saigon Notre- Dame Basilica bersisian dengan kantor pos. Gereja dengan Patung Bunda Maria yang selalu menarik perhatian para wisatawan. Gereja ini dibangun pada tahun 1863 dan selesai pada tahun 1880.

Ho Chi Minh City Hall


Seneng banget sama jalur pejalan kaki di area City Hall

Bitexco dari kejauhan
Sehabis dari dua tempat ini, jangan pulang dulu. Karena ini adalah pusatnya kota Ho Chi Minh, masih banyak gedung dan monumen yang bisa kita kunjungi. Salah satunya adalah Ho Chi Minh City Hall yang dulunya bernama Ho Chi Minh’s People Committee. Pengunjung tidak diperkenankan masuk dan hanya boleh mengambil foto dari luar.

Saigon Opera House - diselingi rintik hujan
Bagi pencinta seni, Saigon Opera House tidak boleh dilewatkan. Masih bergaya Perancis, gedung yang dibangun pada 1897 ini merupakan teater dengan arsitektur yang elegan. Pertunjukan yang digelar di Saigon Opera House sarat akan budaya dan ciri khas Vietnam.

melepas dahaga plus ngadem dulu
Capek jalan terus, ngadem sejenak di Vincom Center. Yang mau belanja di Zara, H&M, dan barang branded lainnya serta kuliner silakan masuk ke gedung ini. Gerai es krim Fanny juga ada di sini. Tapi kami hanya minum kopi saja. Lagi promo, cuma VND 15.000


Keliling sana sini untuk cari halte bus yang bisa membawa kami ke Vinh Nghiem Pagoda, tapi nggak ketemu. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Ben Thanh dan menunggu bus dari sana. Sayangnya nggak juga lewat busnya. Karena hari juga sudah mulai sore, kami memutuskan untuk kembali ke Pham Ngu Lao, siap untuk menikmati keramaian malam di Bui Vien ^^
Be First to Post Comment !
Post a Comment