Sebuah Jurnal

Rekomendasi Hostel Untuk Female Solo Traveller di Kuala Lumpur



Selamat tahun 2023 teman- teman! Tanpa terasa kita sudah memasuki bulan penuh cinta. Bulan di mana biasanya banyak yang manis- manis. Cokelat maksudnya. Saya share informasi yang manis- manis saja ya untuk kaum hawa. Jadi, di penghujung 2022, untuk pertama kalinya, saya full trip solo. Asyik nggak tuh? Walaupun dalam rangka berobat, tapi dibawa santai saja ya biar nggak tegang banget.


Kita sudahi kebanggaan atas pencapaian ini. Mari kita lanjut ngetrip. Ngetrip sendiri memang kadang bikin galau, apalagi kita ini wanita. Namun teman- teman tak payah risau. Kuala Lumpur bisa jadi destinasi wisata yang ramah bagi solo traveller. Selain moda transportasinya yang sudah oke banget, akomodasi yang tersedia juga bervariasi.

 

Mau mahal? Banyak! Mau yang ramah di kantong dan nyaman, pasti ada! Yuk intip tempat menginap saya selama empat malam di Kuala Lumpur.

 

Capsule Transit KLIA2 (Landside)

KLIA2 memang bandara untuk maskapai low cost carrier (LCC), tapi kelengkapan akomodasi di sini tidak main- main. Salah satunya tempat menginap. Di KLIA2 teman- teman bisa menemukan hotel dan kapsul dengan range harga sesuai dengan budget masing- masing.



Untuk jaga- jaga kalau pesawat saya delay, paginya, sebelum berangkat, saya memesan kapsul di KLIA2. Kapsul ini cocok bagi traveller yang memiliki penerbangan lanjutan namun butuh istirahat atau seperti saya yang sudah kemalaman. Bisa sih naik taksi online, tapi agak ragu. Jadilah saya menginap di kapsul bandara saja.

 

Ini merupakan kali kedua saya menginap di sini. Pertama kali itu perjalanan terakhir sebelum pandemi. Waktu itu ada flight pagi ke Bangkok, jadinya saya menginap di sini juga.

 

Setiap tamu akan mendapatkan goodie bag yang berisi keperluan menginap. Kecuali handuk, semua boleh kita bawa pulang.

Kapsulnya sendiri cukup oke menurut saya. Oops, saya baru teringat kalau kapsul yang satu ini sudah pernah saya ulas sebelumnya. Teman- teman bisa baca melalui link in iya:

[KLIA2] Transit Anti Pegal : Capsule Transit @KLIA2 | gelembungcerita

 

Untuk harganya sendiri tidak jauh berbeda, saya dapatnya di harga 378ribu untuk durasi penggunaan maksimal 12 jam. Pesannya di tiketcom dan pakai kode promo dong ya biar cuan. Bagi teman- teman yang pensaran, ada juga versi videonya di YT saya, nontonnya klik link ini ya:

KL VLOG | Rekomendasi Hostel Murah di KL Untuk Solo Traveller | Travel Inspo - YouTube

 

Travelogue Guesthouse – Bukit Bintang

Kalau ditanya hostel murah, lokasi strategis, kamar bersih, jawabannya Travelogue. Berlokasi di Kawasan segitiga emas Kuala Lumpur, Travelogue hadir untuk menyelamatkan kantong kita. Ha ha. Dan, ini juga merupakan kali kedua saya menginap di sini.

Travelogue Guesthouse Bukit Bintang – Kuala Lumpur | gelembungcerita

 

Saya pesan di tiketcom kamar untuk berempat. Namun setibanya di sana, dapat kamar yang berenam. Kata petugasnya tidak ada female dorm empat orang. Ya sudah deh. Berenam juga waktu itu oke saja karena beberapa tamu masuknya tengah malam. Mereka masuk, kami sudah tidur dan pas kami bangun, mereka masih tidur.

 


Harga per kamarnya 140ribu waktu itu. Worthed banget. Apalagi sekarang sudah ada stasiun MRT dekat sini. Jalan kurang dari satu menit sudah sampai. Teman- teman kalau berhenti di stasiun MRT Bukit Bintang, keluarnya di Exit F ya. Kalau mau naik monorel juga super gampang, tinggal nyebrang. Mau belanja dan nongkrong apalagi. Semua bisa dengan jalan kaki.

 

Setelah menginap selama dua malam di sini, saya coba lagi satu kapsul yang super keren, yuk kita pindahan dulu.

 

The Bed – KLCC



Saya tidak bisa berhenti terkagum- kagum dengan The Bed ini. Menginap di sini tidak terasa seperti menginap di kapsul. Serius. Teman- teman wajib cobain. Lokasinya ada di Vortex Building di area KLCC. Dikelilingi hotel berbintang, The Bed bagaikan oase bagi para backpacker seperti saya.

 

Akses menuju ke sini: GRATIS! Haa? Iya serius. KLCC merupakan salah satu jalur yang dilalui oleh GoKL, bus gratis di KL. Dari Bukit Bintang, teman- teman bisa menumpang GoKL Green Line dan turun di Healy Mac. Dari sana tinggal jalan kaki ke The Bed. Kalau mau jalan kaki ke Twin Tower juga bisa. Satu kilo lebih. Kalau mau balik dari sana, tinggal turun di depan Concorde Hotel, masih menumpang GoKL Green Line. Transportasi berbayar terdekat ada di stasiun monorel Raja Chulan. Jaraknya sekitar 500 meter dari The Bed. Lumayan buat bakar kalori kalau jalan kaki.

 

Keren banget communal space-nya.

Meskipun ini kapsul, fasilitas cukup lengkap. Salah satunya adalah lift. Saya dapat kamar di level 1. Pintu lift terbuka dan kita akan melihat area lounge. Luas dengan pencahayaan yang lebih dari cukup. Cocok banget buat digital nomad ataupun teman- teman yang business trip.

 

Tepat di sebelah lounge ada ruang makan. Sekali lagi saya ternganga. Selain luas dan bersih, peralatan makan mereka super lengkap. Bukan pakai sendok dan piring yang ala kadar ya, tapi yang berat itu loh. Air mineral juga tersedia. Mereka juga menjual sarapan yang terlihat menggoda namun belum sempat saya coba. Next trip ya bakal cobain sarapan mereka. Ah ya, mereka juga punya tempat ngopi santai di lantai dasar di depan gedung. 7-11 persis di sebelah. Surga banget ya.

 

Oke, lanjutlah  kita ke area kamar. Kalau ruangan bersamanya saja sudah secakep ini, kamarnya seharusnya oke ya. Dan benar saja, ruangan kamar saya sangat lega meski ada 20 kapsul dalam ruangan ini. Lokernya menyatu di bawah tempat tidur, jadi tas saya langsung disimpan di sana. Bawa gembok sendiri ya karena tidak disediakan. Malam itu saya tidur dengan pulas.


Belum cukup rasanya terkagum- kagum, saya harus bilang keren untuk kamar mandi di sini. Cukup banyak bilik sehingga nggak perlu rebutan dan tunggu lama kalau mandi. Dan tempat duduk pun disediakan untuk menunggu. Catokan juga disediakan. Area catokan dan hair dryer masih satu ruangan tapi terpisah dengan wastafel ya. Area itu digabung dengan area menyetrika.

 

Penasaran? Videonya ada juga, digabung dengan video hostel yang lain dan bisa ditonton di link yang ada di atas ya. Waktu itu lagi hoki banget, dapatnya di harga 227ribu per malamnya. Best deal banget nih. Kalau saya pribadi bakal balik lagi selagi agendanya nggak ke dokter ya ha ha. Karena kalau ke rumah sakit harus naik MRT dan saya belum menemukan jalur MRT dekat sini. Jika ada yang tahu, boleh tolong infokan ya.

 

Kesimpulan

 

Menginap di hostel bisa menjadi alternatif bagi solo traveller untuk menghemat biaya. Selain itu, kita akan bertemu banyak teman- teman baru. Berbagi cerita dan sambil latihan bahasa asing haha.

 

Dan tentunya masih banyak hostel yang lain yang ada di KL. Hanya saja saya pilih sesuai dengan kebutuhan dan style traveling saya. Ketiga hostel tempat saya menginap memiliki kelebihan dan kekurangan masing- masing. Namun satu kesamaan ketiganya: cocok bagi pelancong wanita. So, jangan ragu ya untuk ngetrip sendiri. Untuk moda transportasi dan postingan seputaran KL bisa teman- teman cek di label KL ataupun Malaysia. Selamat berpetualang!

 

 

 

 

Be First to Post Comment !
Post a Comment