Seperti
biasa, tugas utama sebelum libur tiba adalah merencanakan mau jalan kemana.
Dari beberapa destinasi yang masuk daftar (setelah yang lain saya coret karena
muahaalnya tiket pas liburan), saya memutuskan untuk jalan- jalan ke Bintan.
Bintan?
Di mana itu?
Laman Boenda yang menghadap ke laut |
Bintan itu satu kepulauan dengan Batam. Sama- sama merupakan bagian dari Kepulauan Riau. Hanya beda pulau dengan Batam. Ibukotanya terletak di Tanjungpinang. Tiket ke PP ke Batam sudah ada. Karena saya tidak bisa menyetir dan sedang tidak ingin menyewa mobil, private trip tampaknya menjadi pilihan yang pas.
Carinya
pakai hashtag di IG waktu itu dan
ketemulah @babalovetrip. Awalnya saya agak ragu sih karena foto- foto yang ada
di galeri si baba itu kok banyakan foto prewed ya. Tapi ya dicoba saja. Palingan kalau nggak oke, nggak bakal saya
rekomendasikan, pikir saya waktu itu. Ternyata oke dan B&B-nya juga
nyaman. Review lengkapnya bisa dibaca di sini.
Setelah
sempat ada drama cancel flight dan spekulasi
ini itu, akhirnya kami tiba di Tanjungpinang. Yihaaa....! Untuk sampai di
Bintan, ada 2 pilihan. Pertama, naik pesawat dulu dari Medan ke Batam. Lanjut
ke Tanjungpinang naik feri. Kedua, naik pesawat dari Medan ke Batam baru dari
Batam nyambung pesawat ke Bintan. Tapi
mengingat waktu yang kurang pas, kami memilih opsi pertama.
Feri yang mengangkut penumpang ke Bintan |
seat di dalam feri, ber-AC jadi nggak kepanasan |
Tiket
feri bisa dibeli langsung setelah teman- teman tiba di pelabuhan. Di Batam
terdapat beberapa pelabuhan. Untuk sampai ke Bintan, teman- teman naik ferinya
dari Pelabuhan Telaga Punggur ya.
Kondisi loket tiket di sana sangatlah ramai. Ramai penjaga konter yang
menawarkan tiket. Kami sampai bingung waktu itu.
tiket (belum termasuk boarding pass) |
Teman-
teman bisa beli tiket feri tujuan Tanjungpinang,
bukan Tanjunguban ya, kecuali destinasinya beda. Harga tiket ferinya Rp 57.500,-/orang
sekali jalan dan belum termasuk boarding
pass Rp 10.000,- (kalau balik nanti dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, boarding pass-nya Rp 5.000,-) Waktu tempuhnya sekitar satu jam.
berlabuh |
Kami
dijemput Baba, kemudian meletakkan barang di B&B dan istirahat sebentar
lalu bersiap untuk explore
Tanjungpinang. Masa- masa liburan pada saat Lebaran adalah masa- masa menantang
kalau teman- teman liburan di dalam negeri. Susah banget cari makanan,
sebenarnya bukan susah sih, tapi makanan yang masuk dalam list itu tutup semua. Plan B
lah main.
Sekadar
info, cuaca di Bintan itu wow banget. Pas kami keluar, matahari masih bersinar
terik, eh sudah sampai setengah perjalanan, langit dipenuhi awan gelap dan
hujan pun turun. Beberapa menit kemudian, cuaca bagus kembali. Ekstrim memang,
namun jadi keseruan tersendiri.
Untuk
tempat- tempat yang kami kunjungi memang nggak banyak- banyak amet. Sengaja di-custom seperti itu biar santai dan nggak
buru- buru. Dalam waktu tiga hari dua malam, mood dan pikiran pun segar kembali.
We Love TanjungPinang <3 |
Langsung jatuh cinta dengan
kota yang tenang dan amazing ini.
Warga Tanjungpinang santai dan kebanyakan dari mereka ramah. Pernah sekali
waktu kami berjumpa dengan tukang parkir yang sempat- sempatnya bilang,
"hati- hati di jalan ya." Kali lain kami juga takjub dengan tukang
parkir yang nyambi jualan mangga (atau memang bapaknya jualan mangga trus
bantuin kami parkir?) dan pas kami hendak pulang, eh malah nggak ditagih uang
parkirnya. Banyak cerita di sini, sayangya waktu memisahkan. Berat banget
rasanya waktu mau pulang. Kapan- kapan
mau ah main ke sini lagi ^^
Gelembung- gelembung lainnya di :
Bintan yang Bikin Susah Move On
After Meal: Vihara Ksitigarbha Bodhisattva
Explore Bintan with Babalovetrip and Stay at Babahouse Super Homey B&B
Gelembung- gelembung lainnya di :
Bintan yang Bikin Susah Move On
After Meal: Vihara Ksitigarbha Bodhisattva
Explore Bintan with Babalovetrip and Stay at Babahouse Super Homey B&B
Be First to Post Comment !
Post a Comment