Judul postingan
ini terdengar hiperbola ya teman- teman. Kenapa belanjanya malah sebelum ke
Bangkok? Nah jadi di postingan ini saya share beberapa item yang berguna
banget selama saya liburan di Bangkok lebaran (April 2023) lalu. Yang bisa
dipersiapkan di awal lebih baik, kan? Saya akan bagi per bagian ya.
Kartu
Telepon (SIM Card)
Banyak pilihan
yang tersedia terkait operator selular selama di Thailand. Bagi teman- teman
yang tidak mau ribet, bisa mengaktifkan paket roaming dari operator
selular yang teman- teman pakai di Indonesia. Berhubung saya pakai kartu XL dan
cukup mahal tarifnya, opsi ini saya skip.
Opsi lain,
teman- teman bisa menyewa wifi pocket yang bisa teman- teman gunakan
untuk berbagi jaringan dengan rekan perjalanan nanti. Karena saya cukup malas
untuk bawa tambahan alat (alat saya sendiri juga sudah cukup memusingkan ha ha)
dan repot lagi nanti pas mau balikin alatnya, opsi ini saya skip juga.
Pilihan lain
yang tidak ribet yang hampir saya pilih adalah menggunakan kartu telepon lokal
di Bangkok. Teman- teman bisa beli tourist sim card di bandara. Saya
pakai kartu itu pas pertama kali ke Bangkok sebelum pandemi. Saat itu kartu teleponnya
memang murah. Teman- teman bisa pesan di aplikasi Klook. Ternyata pas saya mau pesan,
harganya sudah naik. Nggak apa- apa, pikir saya, ketimbang roaming atau
beli di luar bandara, pasti jauh lebih ribet. Sudah siap- siap mau pesan nih,
tapi mager buat check out (kek mana lah ini ya, mau jalan tapi mager).
waktu itu belinya di Shopee, langsung CO dua, kepedean berangkat ke SG wkwk
Hingga akhirnya
pas lagi ngobrol sama teman, teman saya merekomendasikan kartu dari Digitravel.
Lancar jaya katanya selama di Chiang Mai dan Chiang Rai kemaren. Thanks, TM!
Dan setelah saya cek, kartunya ini paling murah. Teman- teman bisa beli dari Tokopedia,
Shopee, atau Blibli. Ada untungnya juga mager ya, jadi dapat yang lebih murah,
ha ha.
Ngomongin
soal kartu, Digitravel punya beberapa pilihan operator jaringan dengan harga yang
berbeda- beda. Waktu itu saya pakai Truemove 25GB dan lancar jaya selama
seminggu di sana. Trip tahun depan juga rencananya beli di sini saja.
Sistem
Pembayaran di Bangkok
sumber: google.com |
Tidak
dapat dipungkiri bahwa sistem pembayaran mengalami kemajuan yang mempermudah saya
selama perjalanan. Kalau di Medan, saya tidak tahu apakah di kota lain juga
seperti ini, tukar mata uang THB di bank atau money changer itu pasti dapetnya
pecahan 1000 semua, tidak ada uang dengan denominasi kecil atau pun 500. Memang
sih bisa langsung bayar dan tetap ada kembaliannya. Tapi ya kali beli minuman
THB 50 bayarnya pakai THB 1000. Ya memang nggak apa- apa ha ha.
Jadi,
selain bawa THB tunai yang sudah saya tukar di bank, saya jaga- jaga juga kartu
kredit dan saldo di tabungan buat pakai QRIS. Yap teman- teman, yang bayarnya
pakai scan QR itu. Indonesia bekerjasama dengan Thailand dalam bidang
pembayaran sehingga teman- teman bisa bayar pakai QRIS di merchant tertentu.
Pengalaman
saya, tidak semua merchant bisa. Juga tidak semua bank bisa. Saya tidak
tahu penyebab pastinya karena apa. Sewaktu saya bilang mau bayar pakai QR, penjual
bertanya saya pakai rekening apa dan saya jawab rekening Indonesia. Ada yang
langsung bilang hanya bisa kalau rekening saya rekening China, ada juga yang
mengizinkan saya untuk mencoba memindai dulu. Ada yang begitu saya berhasil
bayar, langsung dipinjam foto bukti transaksi berhasilnya karena mungkin pernah
ada kejadian dananya gantung atau gimana ya.
Dan ternyata
memang tidak semua bisa. Selama di Bangkok kemarin, saya berusaha semaksimal
mungkin menggunakan QRIS karena kursnya lebih kompetitif. Ditambah lagi saya
tidak perlu repot- repot merogoh uang tunai yang ada di kantong.
Sekadar sharing,
saya pakai dua bank selama di Bangkok, yaitu BCA dan CIMB Niaga. Dari segi
kurs, CIMB Niaga lebih murah, bahkan lebih murah dari kurs banknote. Masuk
akal ya karena CIMB merupakan salah satu jaringan bank di beberapa negara,
salah satunya Thailand. Namun untuk pembayaran dengan QRIS nya sepertinya
dibatasi atau memang pas di merchant itu yang tidak bisa.
Kalau BCA
kursnya juga oke, imbang- imbang dengan kurs banknote dan saat CIMB
tidak bisa scan, BCA bisa. Plus minus ya. Setiap bayar saya cobain deh
pokoknya. Toh tinggal pindai.
Kartu kredit
juga saya pakai kalau scan QR sedang tidak bisa dan saya pakai untuk
pembayaran di aplikasi Grab biasanya. Teman- teman yang naik Grab juga tidak
perlu repot lagi menyediakan uang tunai karena biasanya tarif Grab kan nggak
genap ya kalau sudah dipasang kode promo. Ini jadi gampang banget, tinggal
pesan, naik, dan turun tanpa ribet.
Panas
Terik Di Bangkok
kepanasan duluan sebelum foto- foto di Wat Arun |
Panas di
Bangkok bisa membuat frustasi saat sedang musim kemarau. Bulan April lalu, suhu
mencapai 37-38 derajat Celcius dan sudah bikin mumet kepala. Teman- teman yang
tidak tahan panas, boleh lah ya jaga- jaga dengan topi, kipas portable,
dan sejenisnya. Tentu saja sunscreen jangan ketinggalan ya. Opsi
lainnya, teman- teman bisa ngadem di mall ha ha.
Kata-
Kata Dasar Dalam Bahasa Thailand
Meskipun warga
Bangkok sudah banyak yang bisa berbahasa Inggris, terutama di lokasi turis, ada
baiknya kita juga bisa mengucapkan sedikit bahasa dasar di sana ya, minimal halo
(sawaddee-ka untuk pembicara wanita; sawaddee-krup untuk pembicara pria),
terima kasih (khop khun-ka untuk pembicara wanita ; khop khun-krup untuk
pembicara pria), maaf (khor thod-ka untuk pembicara wanita; khor thod-krup
untuk pembicara pria), dan tidak apa- apa (mai bpen rai-ka untuk pembicara wanita;
mai bpen rai-krup untuk pembicara pria) . Kalau tertulis mungkin agak sulit ya
mengucapkannya. Teman- teman bisa lihat dan dengar cara pelafalannya di Youtube
ya.
Wah,
panjang juga ya. Itu dia beberapa persiapan saya ke Bangkok selain pakaian dan
obat- obatan pribadi. Semoga postingan ini
berfaedah ya. Selamat jalan- jalan ^^
Be First to Post Comment !
Post a Comment