“Rafting, yuk!”
“Tapi aku
ngga bisa renang.”
“Ngga
harus bisa renang, kan pakai pelampung, jadi tenang aja.”
. . .
Berawal dari ajakan dan saya diyakinkan
bahwa saya akan baik- baik saja bermain air (di sungai) walaupun saya tidak
bisa berenang, saya daftar juga untuk ikut mengarungi jeram di Sei Bah Bolon.
Operatornya pakai Ancol Arung Jeram. Katanya sih aman untuk pemula, bahkan
peserta yang tidak bisa berenang seperti saya juga bisa ikutan.
Pasukan jeram^^ |
Sempat ragu apakah saya mau berangkat atau
enggak. Tapi kalau nggak dicoba, kapan lagi? Ternyata rafting pertama ini seru. Karena baru dan saya masih sangsi, ponsel
saya dititipkan ke dry bag. Nggak
lucu kan demi konten trus ponsel saya nyemplung ke sungai.
Cukup kacamata saja yang hilang. Eh,
kenapa? Sebenarnya kacamata saya aman- aman saja, bahkan saat kacamata teman
saya hilang sewaktu diguyur air terjun, kacamata saya tetap aman. Hilangnya
justru saat terlalu hati- hati dan akhirnya lupa kalau kacamatanya saya gantung
di pelampung dan langsung nyebur. Bleess! Lenyap tak berjejak.
Kembali ke topik. Ada dua rute yang bisa
dipilih oleh peserta. Kami pilih rute dengan jarak tempuh 16km, dayungnya
sekitaran empat jam. Itu yang tersingkat. Ada istirahat makan siang kok, jadi
nggak diforsir empat jam itu. Makan siang tidak termasuk ke dalam paket ya.
Teman- teman bisa beli dulu dan nanti dibawa saat rafting.
Aktivitas ini seru dan cukup menantang
menurut saya. Selain bermoduskan olahraga (ketahuan sekali kalau saya malas
berolahraga), kita juga bisa menikmati keindahan alam. Titik seru pertama di
awal ada di Air Terjun Bahgula.
Perlu usaha dan kerja sama tim agar bisa masuk dan diguyur di bawah air terjun
ini. Air menghantam dengan keras namun ada keseruan tersendiri. Kata teman-
teman saya, mereka tidak merasakan air mengguyur mereka. Mungkin karena posisi
duduk saya di bagian depan perahu karet. Beruntung banget. Tipsnya, duduklah di
bagian depan perahu karet agar bisa merasakan sensasi mandi air terjun Bahgula.
Kemudian ada Magic Wall, dinding bebatuan simetris yang terbentuk secara
alamiah. Tanpa dipahat. Beruntunglah mereka yang duduk di perahu tempat dry bag berada. Bisa foto- foto cantik.
Kami nggak mau kalah dong, minta difotoin sama abang guide dari seberang juga okelah.
Titik paling menantang di perahu karet saya
adalah ketika melewati Bendungan Bah
Bolon. Guide membalikkan perahu
karet kami dan sukses terbalik! Saya – walaupun sudah bersiap siaga – tetap
saja jatohnya panik. Seluruh tubuh saya masuk ke dalam air dan efek suara di
film- film saat orang tenggelam itu ternyata benar adanya.
Saya mulai menenangkan diri dan perlahan
kepala saya menyembul ke permukaan. Masalah selanjutnya adalah arus yang kuat
dan saya sudah terpencar- pencar dari teman saya. Saya pun terseret arus sambil
berteriak. Beruntung tak lama kemudian Luis, teman satu perahu karet saya,
datang. Saya pegangan ke Luis. Kami berusaha untuk meraih batu yang ada di tepi
sungai tapi selalu gagal karena arus sangat kuat. Belum selesai, di bawah kami,
tepatnya di bagian kaki, batu- batu besar menghantam kaki kami yang tengah
terseret arus.
Add caption |
Hingga akhirnya kami bertemu dengan perahu
karet teman kami yang lain dan kami naik ke perahu karet mereka. Itu dia bagian
paling menegangkan versi gelembungcerita yang sampai hari ini masih belum bisa
berkawan dengan air. Sewaktu dikenang kembali terasa lucu. Namun saat kejadian,
takutnya bukan main. Sepertinya sementara ini saya harus rehat dari aktivitas
air dulu.
Titik terakhir sebelum sampai di tujuan
adalah Batu Loncat. Dari tebing ini,
peserta bisa melompat bebas ke sungai. Bukan tebing sih karena tidak terlalu
tinggi. Yang suka memacu adrenalin, boleh dicoba. Saya jadi penonton saja. He
he. Untuk video dan review yang lain, bisa cek di highlight IG @gelembungcerita :)
Setelahnya kami melanjutkan mendayung
hingga tujuan akhir dan aktivitas rafting
pun selesai. Kami naik lagi ke pos dan makanan serta teh manis hangat telah
menanti. Sungguh petualangan baru yang seru dan nggak bakal terlupakan. Kapok?
Engga, pengin coba aktivitas lain lagi tapi jeda dulu ya. Sampai jumpa di
cerita gelembung selanjutnya!
Be First to Post Comment !
Post a Comment