gelembungcerita

Sebuah Jurnal

[CNX Coffee Story] Choojai Coffee @ Jing Jai Market

 

Jing Jai Market merupakan pasar modern nan estetik yang WAJIB kalian kunjungi saat berlibur ke Chiang Mai. Surga kerajinan tangan dan kopi ada di sini. Saat berkeliling, rasanya semua ingin dibeli. Tili membeli satu keramik bercorak kaktus sementara saya membeli satu gantungan kunci kura- kura setelah setengah mati menahan keinginan untuk berbelanja produk kerajinan tangan warga setempat.

 

Lagi- lagi Tili menjadi korban aktivitas mengopi saya. Ada satu penjual kopi yang ingin saya datangi. Namanya Choojai. Sudah masuk daftar saya sejak lama, dan rasanya sayang tidak singgah sebentar mumpung sudah sampai di sini.

 

[CNX Coffee Story] K Coffee @ Coconut Market

 



Saya tersenyum- senyum sendiri saat mengetik judul postingan ini. Banyak kejutan- kejutan, kebanyakan di antaranya manis, sehingga saya merasa harus menuangkannya ke dalam bagian khusus. Bagi pencinta kopi, pencinta kedai kopi tepatnya, Chiang Mai adalah kota yang tepat untuk ber-coffee shop hopping, mencicip kopi dan memenuhi galeri foto dengan latar yang Instagram-able. Setidaknya itu yang saya konsep dan rencanakan sebelum perjalanan ini dimulai.

 

Namun perjalanan ini sedikit mengubah perspektif saya. Kedai kopi kedai kopi estetik tidak lagi menjadi fokus. Tentu saja kalau lewat dan tertarik, saya pasti singgah. Namun ada tipe- tipe kedai kopi, selain kedai kopi estetik, yang jauh lebih menarik hati dan menyentuh. Ini menjadi pewarna manis dalam trip ke Chiang Mai kali ini. Sabar ya, akan saya usahakan konsisten untuk menceritakan dan membagikannya kepada kalian semua 😊

 

Loyy Hotel Chiang Mai: Ekonomis Nan Estetik


 

Kami tiba dengan menumpang Songthaew, transportasi umum di Chiang Mai, di Loyy Hotel. Hotel yang berlokasi di sekitar Tha Phae Gate ini sudah saya dan Tili reservasi jauh hari sebelumnya. Mohon maaf sebelumnya karena dokumentasi dalam bentuk foto tidaklah banyak, untuk visual yang lebih lengkap bisa ditonton di sini ya.

Chiang Mai, Finally!

 


Januari menyapa. Saya berusaha untuk tetap tenang namun kecemasan ini kerap menghampiri. Berlebihan? Begitulah. Namun ini salah satu trip impian saya. Trip yang pernah batal. Trip yang sudah pernah membuat saya patah hati bahkan sebelum saya memulai. Pada persiapan kali ini, saya hanya bisa berdoa semoga semua dilancarkan. Dan puji Tuhan semua dilancarkan.

 

Saya tidak sendirian pada perjalanan kali ini. Berdua dengan Tili, kami mulai mencari tiket (promo), menyusun agenda perjalanan, dan mengatur segala keperluan keberangkatan. Tiket pesawat kami sudah terbeli hampir setahun sebelum keberangkatan. Masih segar dalam ingatan, waktu itu BCA akan berulang tahun dan memang dasar rejekinya, ada promo cetar di ulang tahun BCA yang ke-66 waktu itu di aplikasi tiket.com: belanja dua juta rupiah dan cashback poin tiket.com sebesar 660.000 rupiah. Lumayan buat nambah beli bagasi pulang nanti ha ha.

 

Postingan di 2024

 

April sudah bersiap untuk menyapa saat saya mengetik postingan ini dan saya baru tersadar bahwa saya belum memposting apapun sejak tahun 2024, even sekadar mengucapkan selamat tahun baru. Siang tadi saya menyelesaikan bacaan saya yang berjudul Steal Like an Artist karya Austin Kleon. Dan tentunya karena buku ini jugalah saya jadi termotivasi untuk kembali menulis. Asyik, kan 😊 Makasih Bang Austin ©

 

Tiga bulan di 2024 ini saya lalui dengan penuh sukacita, maksudnya dengan lebih banyak sukacita ketimbang patah hati. Saya menemukan banyak hal baru melalui perjalanan- perjalanan saya. Seperti tahun sebelumnya, jatah cuti saya dihabiskan di awal hingga pertengahan tahun. Hingga postingan ini ditulis, saya sudah menghabiskan jatah cuti saya selama setahun lebih. Untungnya saya rajin menabung cuti di tahun- tahun sebelumnya sehingga saya masih mempunyai jatah cuti tahun ini yang masih tersisa, dan akan saya habiskan untuk trip keluarga di pertengahan tahun nanti.

 

Well, saya tidak bisa mendeskripsikan betapa beruntungnya saya selain rasa syukur kepada Tuhan atas kesempatan yang masih diberikan kepada saya untuk melihat dunia luar dan juga tentunya kepada keluarga dan rekan- rekan yang selalu mendukung saya. Oke, sebelum menjadi kata pengantar tesis, saya akhiri saja ya.

 

Kembali saya akan mencoba untuk konsisten menulis. Semoga saja ya walau tidak banyak yang bisa diharapkan. Di samping karena video di kanal Youtube saya yang belum juga rampung, malas dan mager menjadi faktor penyumbang tulisan di blog saya ini tidak terjamah. Akhir kata, sebelum menutup postingan sapaan ini, izinkan saya untuk menggalau terlebih dahulu hendak menuliskan catatan perjalanan saya dari mana. Ha ha. Jumpa di postingan selanjutnya ya!

Rekomendasi Hotel keluarga Murah Di Sukhumvit Bangkok: Nimit Boutique Hotel


 

Saat review hotel ini ditulis, memori saya kembali ke masa- masa saya mulai mencari dan menginap di Nimit. Boleh dibilang ini sebuah pengalaman baru bagi saya si traveler terencana. Nimit begitu mendadak dan rasanya saya sempat frustasi di awal namun pada akhirnya rasa frustasi itu menguap dan digantikan dengan rasa puas karena berhasil menemukan hidden gem di Bangkok.

 

*tiba- tiba emosional – maaf*

 

Mengapa Nimit begitu spontan? Karena perjalanan saya dan keluarga ke Chiang Mai dibatalkan. Ya, maskapai membatalkan perjalanan kami ke Chiang Mai setelah kami tiba di Bangkok. Awalnya saya juga tidak mau memaksakan terbang karena saat itu Chiang Mai tengah menjadi kota terpolusi di dunia. Namun saya menunggu hingga tiba di Bangkok. Dan kondisi tidak membaik. Maskapai pun membatalkan penerbangan tanpa alasan yang jelas. Saat ditanya, mereka hanya menjawab karena alasan operasional. Beruntung Airbnb masih sempat dibatalkan tanpa dikenakan biaya. Ya, selalu ada untung di balik setiap kejadian.

 

Rekomendasi Hostel Murah Di Silom: Kinnon Deluxe Hostel Coworking Café

 


Silom mungkin tidak menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang ingin menginap di area turis. Saya dan keluarga awalnya juga tidak berencana untuk menginap di sini. Namun pada akhirnya langkah kaki jugalah yang membawa kami ke area ini dan ternyata lumayan oke, walau benar, memang agak jauh ya kalau mau ke touristy spot dari hostel tempat kami menginap.

 

Banyaknya ulasan positif membuat kami akhirnya memilih Kinnon Deluxe Hostel Coworking Café. Hostel yang terletak di dalam gang ini menjadi tempat kami melepas penat selama tiga malam ke depan. Dengan harga yang terjangkau dan tempat tidur yang nyaman, boleh lah ya hostel ini masuk ke dalam rekomendasi hostel di Bangkok. Sebelum membaca postingan ini, saya mohon maaf karena tidak sempat mendokumentasikan dalam bentuk foto. Ulasan lebih lengkap bisa ditonton di sini ya. Oke, kita lanjut.